counter

Sabtu, 08 November 2014

Ritual Pukul Manyapu Pada 7 Syawal Hijriah Di Maluku


               (ritual pukul manyapu dilakukan setiap 7 syawal hijriah)


  Ambon, adalah sebuah suku yang mendiami daerah kepulauan yang sekarang terletak di Provinsi Maluku. Suku Ambon memiliki banyak tradisi unik yang diselingi sifat religi, salah satunya adalah ritual Pukul Manyapu.

  Ritual penuh nuansa agama dan adat ini merupakan pertunjukan yang dilakukan setiap 7 Syawal Hijriah di Desa Mamala dan Desa Morela, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Ritual ini dilakukan oleh pemuda-pemuda yang memiliki fisik kuat, biasanya peserta berasal dari kedua desa tersebut.

  Bukan berarti pemuda dari desa lain tidak diperbolehkan mengikuti ritual ini. Bahkan, walaupun Pukul Manyapu adalah tradisi umat Islam Maluku, umat beragama lain seperti kristen , terutama yang masih memiliki ikatan kekerabatan juga bisa ikut terlibat di dalamnya. Beberapa penduduk Belanda yang masih keturunan Maluku juga terkadang hadir untuk terlibat di dalam upacara adat ini.

  Upacara ini diawali dengan berbagai kegiatan, seperti hadrat (rebana), karnaval budaya, pameran dan festival, balap perahu, penampilan band lokal, hingga penampilan artis ibukota keturunan Maluku. Berbagai tarian daerah seperti Tari Putri, Tari Mahina, Tari Perang, hingga pertunjukan musik pun juga dibawakan oleh masyarakat dari negeri pela yang beragama Kristen.


  Setelah menyaksikan berbagai pertunjukan kesenian, para peserta dikumpulkan di suatu tempat untuk mendapatkan doa dari para tetua adat. Hal ini dilakukan dengan harapan agar prosesi upacara berjalan dengan lancar dan seluruh peserta diberi keselamatan oleh Allah SWT.

  Sebelum memasuki arena upacara, para peserta pukul sapu terlebih dahulu berlari-lari kecil mengelilingi kampung. Di Desa Mamala, upacara Pukul Sapu diawali dengan mencambukkan lidi enau ke tubuh peserta upacara oleh pejabat daerah setempat. Sedangkan di Desa Morella, pembukaan upacara ditandai dengan penyulutan obor Kapitan Telukabessy oleh pejabat atau pemuka masyarakat setempat.

  Ritual ini membutuhkan pemuda berfisik kuat karena mereka akan melakukan kegiatan yang ekstrem. Dalam upacara ini, setiap peserta akan mencambuk peserta lain yang ada di hadapannya secara bergantian dengan menggunakan lidi dari pohon enau yang memiliki panjang 1, 52 meter.

  Hantaman lidi tersebut akan membuat sekujur tubuh peserta memar-memar, bahkan berdarah, namun tidak tampak rawut wajah kesakitan dari mereka. luka-luka cambukan lidi ini dapat disembuhkan dengan cepat dengan menggunakan ramuan tradisional yang dibuat dengan minyak kelapa sehingga luka tersebut cepat mengering dan sembuh.

  Ritual selesai, penonton akan mengambil lidi-lide enau dan minyak kelapa yang digunakan untuk mengobati tersebut. Para penduduk setempat percaya bahwa kedua barang tersebut membawa keberuntungan bagi yang membawanya.

  Perayaan ritual Pukul Manyapu layak menjadi tontonan yang menaruk. Selain pengunjung lokal, atraksi ini juga sangat diminati para wisatawan mancanegara. Bahkan Dinas Pariwisata Maluku, mencantumkannya ke dalam calender of event pariwisata Maluku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar